SEKEDAR RENUNGAN [Graphology]


Kriptografi (Cryptographi) dan Grafologi (Graphology)

Tulisan ini terinspirasi oleh suatu perbincangan ringan –awalnya– yang berlanjut hingga menjadi ajang perdebatan bersama kawanku dari fakultas Psikologi. Yang nampaknya Sang calon psikolog bertahan dalam pendapatnya bila Graphology tergolong ilmu pra ilmiah.


Sungguh, aku memang terlalu mentah untuk melawan yang hampir matang dalam ilmu kejiwaan ini. Atau bahkan lebih tepatnya aku memang bukan murni memegang keilmuan itu, sehingga bukan hal yang mustahil jika aku masih sangat kurang referensi. Dimana referensiku jauh lebih banyak yang menunjang bidangku di Teknik Jaringan Komputer.

Dorongan diri ingin mengenal grafologi ini justru sebab tergelitik oleh catatan sejarah kriptografi yang sepertinya ada sedikit hubungan dengan graphologi. Entahlah..!!! Secara ilmiah memang belum bisa dibuktikan. Satu hal yang menjadi pegangan, bahwa catatan sejarah dari kedua bidang ini berpangkal dari sumber yang sama. Yakni catatan sejarah penemuan simbol-simbol yang mewakili setiap ekspresi yang hendak disampaikan ke pihak lain sebagai hantaran informasi dan komunikasi. Sumatra, demikian nama orang yang pertama kali menemukan metoda ini.
*****

Jika mengingat gambaran awal dari berbagai algoritma kriptografi maka perlu merujuk kepada kronologis sejarah kriptologi, kembali ke masa-masa zaman dahulu, yang dari waktu ke waktu telah mengalami perbaikan metode semakin stabil. Dimana tulisan manusia pertama dalam sejarah dinyatakan muncul sejak lebih dari 6000 tahun lalu, sedangkan Enkripsi yang ada tercatat muncul sekitar 3000 tahun lalu.

Berupa penggunaan simbol standar yang telah dipergunakan di Mesir kuno sejak tahun 1900 SM. Lalu pada tahun 100-44 SM Julius Caesar menulis pesan rahasia dalam kode namanya, yang kemudian dikenal kode Caesar. Dan ini merupakan kode paling terkenal dari semua algoritma mono-abjad.

Namun sekira pada tahun 500-1400 Masehi muncul catatan sejarah "Masa gelap kriptografi" yang dimulai di Eropa. Sekira 9 abad lamanya, aktifitas kriptografi mengalami ke-vacuum-an. Selama periode itu kriptografi dianggap sebagai seni ilmu hitam dan akibatnya banyak pengetahuan hilang. Akan tetapi secara kontras kriptografi justru berkembang di Persia. (Sumber : http://www.cryptool.com/).

Pada tahun 855 Masehi, bangsa Arab memunculkan buku pertama yang membahas tentang kriptologi. Yang disampaikan oleh, Abu 'Abd al-Raham al-Khahil ibn Ahmad ibn'Amr ibn Tammam al Farahidi al-Zadi al Yahamadi (Abu-Yusuf Ya'qub ibn Ishaq al-Kindi, yang disebut Al-Kindi) dengan bangga beliau menjelaskan dalam bukunya dekripsi sukses dari sebuah ciphertext Yunani yang dimaksudkan untuk Kaisar Bizantium. Solusi-nya berdasarkan analisis frekuensi dan pada plaintext dapat diketahui (bahwa tebakan yang benar) pada awal pesan – hal ini merupakan metode kriptoanalisis standar, bahkan sempat dipergunakan semasa Perang Dunia II yang diterapkan dalam pesan Enigma, yang sukses mengawal pasukan Sekutu hingga memproklamirkan kemenangan pihaknya dalam peperangan tersebut.
*****

Graphology berasal dari kata graphos dan logos. Graphos adalah bentuk-bentuk coretan tangan, goresan tangan, guratan tangan bisa dalam bentuk tulisan, gambar, bentuk-bentuk beraturan dan tidak beraturan. Sedangkan logos adalah ilmu atau konsep-konsep pemahaman. Jadi, graphology adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari dan mengkaji bentuk-bentuk coretan tangan atau hasil tulisan tangan seseorang, kemudian menginterpretasikannya sesuai dengan kriteria-kriteria pribadi dalam diri pembuatnya. (Sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?p=173315918).

Pada tahun 99 M, sejarawan Romawi Suetonius membuat studi tentang kepribadian Kaisar Augustus dari tulisan tangannya. Rahib tersebut mempraktikkan seni menceritakan karakter melalui tulisan tangan (Handwriting), dan setelah 30 tahun belajar dan bekerja, dua imam Perancis, Abbe Flandrin dan muridnya, Abbe Gene Hyppolyte Michon, membuat beberapa aturan dasar untuk menentukan karakteristik tertentu. Mereka menerbitkan dua buku, yang satu pada 1871 dan satu lagi pada tahun 1878, Coining Frase "Graphology," seni mengetahui karakter manusia melalui tulisan tangan mereka. Kita tidak tahu seberapa dekat buku-buku pertama ini mirip dengan ilmu pengetahuan modern analisis tulisan tangan, tapi kita memberikan penghargaan kepada kepeloporan beliau-beliau. (Sumber : http://www.facebook.com/notes.php?id=1266602130¬es_tab=app_2347471856#!/note.php?note_id=435031418259).

Menurut catatan versi lain cenderungan ada peng-klaim-an pengakuan bila Seni graphology pertama-tama ditemukan di Prancis pada Abad ke-19. Yang menarasikan bila tulisan tangan setiap orang unik dan berbeda-beda satu sama lain, hal itu diduga karena dipengaruhi berbagai macam faktor, salah satunya adalah kebudayaan. (Sumber :h ttp://www.hanyawanita.com/_career/artikel/article.php?article_id=9861). Tidak diketahui kapan tepatnya ilmu ini masuk ke wilayah Indonesia. Namun kiranya ilmu ini masuk seiring masuk dan berkembangnya ilmu psikologi ke Indonesia, yakni di tahun 1950-an. (Sumber : Sumber : http://www.bounche.com/lite/?p=651).

Seperti halnya nasib ilmu kriptologi yang sempat dianggap sebagai seni ilmu hitam sekira 9 abad lamanya. Demikian pula halnya ilmu graphology, bahkan hingga saat ini masih ada beberapa pihak yang beranggapan bila ilmu ini cenderung kearah ilmu ramalan seperi halnya ramalan bintang, ramalan kartu tarot atau rajah tangan, bentuk wajah serta bentuk-bentuk aktifitas ramalan lainnya. Maka timbul suatu pertanyaan, mengapa astrology lebih bisa dipercaya oleh mayarakat pada umumnya ?

Lalu bagaimana pula bila perbincangan kita melompat sedikit ke masalah hipnotis? Semua ilmu aku pikir pada awalnya dari zaman pra Ilmiah. Seiring dengan pola pemikiran manusia, maka tergeraklah beberapa nama yang bermunculan sebagai pihak yang meng-ilmiah-kan ilmu-ilmu tersebut. Dengan tanpa maksud mengurangi rasa hormat kepada para praktisi hipnotis, agaknya belakangan telah kerap kita mendengar bila hinotis sering dipergunakan untuk tindak kejahatan, penipuan, orang Sunda bilang ini agak mirip Ilmu Tenung. Entahlah, sejauh mana kemiripannya. Hanya dalam sisi efek yang ditimbulkan memang sama. Tetapi rupanya ilmu ini lebih dipandang Ilmiah, bahkan diakui benar secara mendunia.

Secara kimiawi-biologis katakanlah, aku lebih tetap bertahan dalam pendapat bila tulisan tangan pada dasarnya Brainwriting/Tulisan Otak. Dimanan Brainwriting-Tulisan Tangan bisa disebut katagori [C5]. Ketika Anda pertama kali diajarkan bagaimana membentuk huruf, Anda harus sadar saat berpikir tentang bagaimana cara membentuk-bentuknya masing-masing, pada hal itu awalnya memang agak goyah dan butuh usaha. Kebanyakan orang belajar keterampilan tersebut mulai sejak kanak-kanak, sehingga proses penulisan menjadi sifat kedua, cara awal sebelum Anda menjadi dewasa.

Ketika Anda pertama kali mulai belajar bagaimana caranya menulis, itu adalah proses pembelajaran sadar, tetapi dalam waktu yang cukup singkat, pikiran bawah sadar Anda akan mulai mengambil alih tugas saat-saat membentuk huruf itu. Ketika Anda berkembang lebih lanjut, pikiran bawah sadar Anda mulai mempelajari kata-kata. Kemudian Anda hanya akan memikirkan arti dan pikiran sementara bawah sadar Anda dalam waktu singkat mengirim impuls listrik ke tangan Anda, memberitahu Anda bagaimana mulai bergerak dan bagaimana membentuk setiap huruf dalam kata. Dengan demikian Anda mulai dapat menulis dengan sadar tanpa berpikir bagaimana cara pembentukan tulisan itu lagi. Dengan kata lain, otak atau pikiran bawah sadar sebenarnya membentuk karakter sebagai hasil dari kebiasaan. Perlu kita ketahui bila ini benar, karena individu-individu yang telah kehilangan penggunaan tangan mereka telah dapat dilatih ulang dengan kaki mereka atau mulut ke arah membentuk "tulisan," menggunakan pena dan pensil dengan gaya penulisan yang mengejutkan sekali kemiripannya dengan apa yang telah mereka miliki sebelum mereka kehilangan fungsi tangan mereka. Jadi, sebenarnya brainwriting, bukan tulisan tangan. Tetapi adalah "jejak tinta" di atas kertas berupa petunjuk ke neuron tertentu yang dilepas dalam urutan tertentu. Jadi, brainwriting ditampilkan kepada kita di atas kertas. (Sumber : http://www.facebook.com/notes.php?id=1266602130¬es_tab=app_2347471856#!/note.php?note_id=435031418259 yang merujuk pada The Science of Handwriting Analysis – Original text by Dr. Ray Walker. Additional text, articles, and contributions by Bart Baggett and the staff of Handwriting University. Revised edition 2005 ©2005 by Handwriting University).

Bart Baggett menyatakan bila menulis tidak bisa secara akurat mengungkapkan usia atau jenis kelamin dari penulisnya. Mungkin hal yang paling menakjubkan dari semuanya, kita tidak bisa mengatakan apakah pena atau pensilnya terpegang di tangan, antara jari kaki, atau di mulutnya. Karena menulis adalah brainwriting/tulisan otak, sifat-sifat karakter individu akan tetap maju, tidak peduli betapa sulitnya saat menggunakan pena tersebut. Orang akan berubah seiring dengan waktu, dan begitu juga tulisan tangan mereka. Anda akan menemukan bahwa tulisan tangan orang yang sangat pemurung atau bagi yang kimiawi otaknya seimbang mungkin akan memiliki berbagai kemiringan-tulisan, ketebalan yang bervariasi dan gaya berat dari stroke/goresannya, dan cukup sering juga terbukti memiliki ketidakkonsistenan dalam kaitannya dengan baseline/Pangkal garis. Tulisan tangan dapat berfluktuasi dengan suasana hati seseorang, tetapi hal ini tidak menurunkan validitasnya, sehingga meningkatkan hal itu.

Keterangan diatas sudah jelas bantahannya bila analisis Tulisan Tangan tidak untuk meramal seperti halnya membaca ramalan telapak tangan atau ramalan bentuk wajah.

Bila merujuk beberapa catatan ilmu kedokteran, menyatakan ketika seseorang memikirkan sebuah kata pada dasarnya terjadi ratusan proses kimiawi dalam otak manusia. Hal ini bisa dibuktikan dengan bentuk penelitian rekam medis. Lalu bagaimanakah ketika seseorang membuat sederet catatan, misal untuk satu paragrap kalimat ? Bisa terbayang bila selama proses itu dipastikan telah terjadi fluktuasi jumlah proses kimiawi dalam otak manusia-nya. Sementara Batt Baggert menyatakan bila tulisan tangan pada dasarnya justru merupakan catatan otak.

Lalu dimanakah sisi hitamnya ilmu grapologi ini ?

Sungguh, pernyataan ini membuat aku sangat..!!!

Ya, seolah-olah bidang ilmu ini ke ilmiahannya masih cukup tersamarkan oleh sebab keahliannya lebih banyak dimiliki para peramal yang memiliki multi ilmu ramalan. Contohnya bila kita searching kita bisa menemukan dari http://www.mysticboard.com/ sebuah aplikasi MB Learn Graphology Software yang cenderung kental dengan dinamika dunia mystic. Apalagi setelah menelusuri seluruh layanan pada situs yang satu ini.
*****

Bila sedikit berasumsi, pada masa-masa gelap kisah kriptografi, dalam kurun 9 abad itu bisa jadi para ahli kriptografi ini ada sebagian yang beralih profesi ke bidang graphology, atau bahkan sebelumnya memang sudah memilki pengetahuan di kedua bidang ini. Mengapa ? Pegangannya bahwa pada masa itu belum dikenal tulisan mesin cetak, semuanya masih serba dari tulisan tangan.

Tulisan cetak yang ada menurut sejarah justru berawal dari kejadian unik dalam peristiwa peperangan bangsa China berabad-abda yang lampau. Dimana ketika seorang prajurit bersandar pada sebuah batang pohon getah, dan getah itu menempel pada kain baju yang dipakainya. Kejadian ini menginspirasi Wang Zen untuk membuat balok-balok huruf yang dapat dicelupkan ke dalam tinta yang kemudian dapat ditekankan pada bidang yang akan ditulisi. (Sumber : http://kronologibahasavisual.blogspot.com/). Bentuk pencetakan yang sangat sederhana dapat ditemukan di Cina dan Korea sekitar tahun 175 AD. Tampilan yang terbalik di atas kayu, dan kemudian perunggu telah dibuat di tahun ini. Alat ini kemudian dibubuhi tinta kemudian ditempatkan di atas secarik kertas dan digosok dengan lembut menggunakan sebuah tongkat bambu. (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_cetak).

Maka bukan hal yang mustahil bila pengetahuan grapholopgy ini merupakan serpihan dari ilmu kriptografi. Asumsinya kala itu seorang kriptograp penting untuk mengetahui asal muasal pembuatnya dari bentuk tulisan tangannya dahulu. Dan dalam kurun waktu yang hampir bersamaan keduanya terpisah dalam koridornya masing-masing. Namun bila merujuk pada awal kemunculan kedua bidang ini, graphologi jauh lebih dulu muncul dibandingkan dengan ilmu kriptografi.http://www.blogger.com/img/blank.gif

Catatan ini hanyalah sepenggal pendepat aku sajaha, tentang keakuratan kebenarannya mungkin belum bisa terukur tepat 100%. Namun sebatas pencerahan pengetahuan mungkin cukup berharga. Semoga..!!!

(Awal November 2010)

Juga di publikasikan di http://www.facebook.com/note.php?note_id=452411578259

Comments

Popular posts from this blog

KUMPULAN BUKU POPULER (64 BUKU TERPOPULER)

VARIABEL DAN TIPE DATA PADA JAVA

PERANGKAT MENGAJAR GURU [SD/MI] [SMP/MTs] [SMK/SMA/MA]